Prince of Persia: Warrior Within (PoP: WW), dirilis pada tahun 2004 oleh Ubisoft, adalah sekuel langsung dari Prince of Persia: The Sands of Time. Game ini menandai perubahan tonal yang drastis dari pendahulunya, beralih dari suasana seperti dongeng yang cerah dan romantis menjadi pengalaman Paus Empire yang lebih gelap, keras, dan penuh darah. Perubahan ini, meskipun kontroversial, mendefinisikan identitas Warrior Within sebagai game action-platformer yang lebih agresif.
1. Narasi Prince of Persia: Warrior Within : Melarikan Diri dari Takdir
Pengejaran Dahaka
Tujuh tahun setelah peristiwa Sands of Time, Sang Pangeran kini menjadi buronan. Karena telah melepaskan Sands of Time—sebuah pelanggaran terhadap garis waktu—ia terus-menerus diburu oleh Dahaka, perwujudan abadi dari Takdir yang tugasnya adalah mengembalikan garis waktu dengan membunuh Sang Pangeran.
Perjalanan ke Pulau Waktu
Dalam upaya putus asa untuk menghindari kematian yang telah ditakdirkan, Pangeran melakukan perjalanan ke Island of Time, tempat di mana Sands of Time diciptakan. Tujuannya adalah mencegah penciptaan Sands itu sendiri dengan membunuh Kaileena, Empress of Time. Alur cerita ini memperkenalkan konsep perjalanan waktu yang kompleks, di mana tindakan Pangeran di masa lalu secara langsung memengaruhi keadaannya di masa kini.
Baca juga : Prince of Persia: Warrior Within – Evolusi Gelap Sang Pangeran by Paus Empire
2. Peningkatan Gameplay Prince of Persia: Warrior Within : Free-Form Fighting
Sistem Pertarungan Baru
Jika Sands of Time lebih fokus pada platforming dan puzzle, Warrior Within meningkatkan fokusnya pada pertarungan. Ubisoft memperkenalkan sistem Free-Form Fighting, yang jauh lebih dalam dan brutal.
- Dual-Wielding: Pangeran sekarang dapat menggunakan dua senjata sekaligus—pedang utamanya (yang tidak bisa dihancurkan) dan senjata sekunder yang dapat ia rebut dari musuh atau temukan di lingkungan. Senjata sekunder ini dapat dilemparkan kepada musuh atau digunakan untuk melakukan berbagai kombo, termasuk finishing moves yang sinematik.
- Kombo yang Lebih Banyak: Pemain didorong untuk merangkai serangan, vault di atas musuh, menggunakan dinding, dan bahkan melempar musuh ke jurang, menciptakan pengalaman hack-and-slash yang lebih memuaskan dan berdarah.
Elemen Platforming dan Rewind
Elemen platforming khas seri ini tetap ada, menuntut ketepatan dalam berlari di dinding dan melompat di lingkungan kastil yang dipenuhi jebakan. Kemampuan manipulasi waktu dari Sands of Time juga diperluas, memungkinkan Pangeran untuk memundurkan waktu (Rewind), memperlambat waktu (Slow-Mo), atau bahkan mempercepat waktu.
3. Kontroversi dan Multiple Endings Prince of Persia: Warrior Within
Perubahan Tonal dan Karakter
Perubahan paling signifikan dan kontroversial adalah nada keseluruhan game. Pangeran yang dulunya bersemangat dan cerdas kini menjadi karakter yang lebih muram, sarkastik, dan agresif, didukung oleh soundtrack rock berat. Perubahan ini memicu perdebatan di kalangan penggemar, tetapi bagi sebagian orang, hal itu memberikan kedalaman emosional pada Pangeran yang tertekan oleh takdirnya.
Akhir Cerita Ganda
Warrior Within memiliki dua ending:
- Ending Normal: Diperoleh jika pemain tidak mengumpulkan semua Life Upgrade. Pangeran berhasil membunuh Kaileena, tetapi Dahaka tetap mengejarnya, menunjukkan bahwa membunuh Kaileena hanya memenuhi takdir sementara.
- Ending Rahasia (Kanon): Diperoleh dengan mengumpulkan semua Life Upgrade dan mendapatkan Water Sword yang legendaris. Ending ini memungkinkan Pangeran melawan dan membunuh Dahaka dalam pertarungan bos terakhir, benar-benar menentang takdirnya dan menyiapkan alur cerita untuk sekuel, The Two Thrones.
Secara keseluruhan, Prince of Persia: Warrior Within adalah entri yang berani dan gelap dalam trilogi Sands of Time, yang berhasil menyempurnakan pertarungan Paus Empire sembari mempertahankan tantangan platforming yang menjadi ciri khas seri ini.

