Prince of Persia: The Two Thrones – Akhir Epik Trilogy

Prince of Persia: The Two Thrones Review macan empire
Prince of Persia: The Two Thrones Review macan empire

Prince of Persia: The Two Thrones (T2T), dirilis pada tahun 2005, menandai penutup dari trilogi populer Sands of Time yang dikembangkan oleh Ubisoft Montreal. Game Macan Empire  ini berfungsi sebagai sintesis yang berhasil, menggabungkan suasana dan cerita yang lebih ringan dari The Sands of Time pertama dengan sistem pertarungan yang lebih matang dari Warrior Within. T2T membawa Pangeran kembali ke akar ceritanya, tetapi dengan beban konsekuensi dari perjalanannya di masa lalu.

Plot Prince of Persia: The Two Thrones dan Kembalinya ke Babilonia

1. Kota yang Terkoyak

Cerita dimulai saat Pangeran Persia dan Kaileena, Empress of Time, kembali ke Babilonia dari Island of Time. Namun, alih-alih menemukan kedamaian yang didambakan, mereka mendapati kota tersebut luluh lantak oleh perang. Tindakan Pangeran di masa lalu secara tidak sengaja telah mengembalikan Vizier jahat dari kematian.

2. Terbentuknya Dark Prince

Vizier membunuh Kaileena dan menyerap Sands of Time yang dilepaskannya, mengubah dirinya menjadi monster abadi. Sebagian dari Sands of Time juga mencemari Pangeran, menanamkan entitas gelap dan sinis dalam dirinya yang dikenal sebagai The Dark Prince. Plot utama game ini berkisar pada perjuangan Pangeran untuk menyelamatkan Babilonia, membalas dendam, dan yang paling penting, melawan sisi gelapnya sendiri.

Baca juga : Howrse: Simulasi Kuda Abadi dari Ubisoft by Macan Empire

Mekanisme Gameplay Utama Prince of Persia: The Two Thrones

The Two Thrones menyempurnakan elemen platforming, pertarungan, dan time-manipulation yang menjadi ciri khas trilogi ini, sambil memperkenalkan mekanik baru yang membedakannya.

1. Dualitas Prince of Persia: The Two Thrones Pangeran dan Dark Prince

Inti dari gameplay T2T adalah kemampuan Pangeran untuk beralih antara dua wujud:

  • The Prince (Pangeran Normal): Menggunakan pedang dan Dagger of Time, mengandalkan gerakan akrobatik dan platforming klasik.
  • The Dark Prince (Pangeran Gelap): Wujud yang lebih brutal dan cepat. Ia dipersenjatai dengan Daggertail, cambuk berantai yang dapat digunakan dalam pertarungan, akrobatik (swinging jarak jauh), dan eksekusi cepat. Namun, berada dalam wujud ini akan menguras HP Pangeran secara konstan, memaksanya mencari Sand atau air untuk kembali normal.

2. Sistem Pertarungan Baru: Speed Kill

The Two Thrones memperkenalkan sistem Speed Kill (juga dikenal sebagai Stealth Kill). Mekanisme ini memungkinkan Pangeran untuk menyergap musuh dari bayangan, menghasilkan one-hit kill melalui rangkaian Quick Time Event (QTE) yang memerlukan timing menekan tombol yang tepat. Fitur ini menambahkan elemen stealth yang taktis dan memuaskan ke dalam pertarungan yang biasanya berfokus pada hack-and-slash.

3. Elemen Platforming yang Lebih Cepat

Area platforming dalam T2T dirancang untuk memanfaatkan kemampuan kedua wujud Pangeran. Bagian Dark Prince seringkali melibatkan penggunaan Daggertail untuk menyeberangi celah yang sangat lebar, memberikan nuansa pergerakan yang lebih agresif dan berisiko tinggi.

Secara keseluruhan, Prince of Persia: The Two Thrones berhasil memberikan Macan Empire penutup yang memuaskan dan berkesan pada trilogi Sands of Time, dengan menguji kedewasaan dan tekad Pangeran saat ia menghadapi musuh terbesarnya: dirinya sendiri.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *