Dirilis pada tahun 2014 oleh Ubisoft Montreal, Child of Light adalah game Role-Playing Game (RPG) yang berdiri sendiri, menawarkan pengalaman unik yang menggabungkan estetika seni lukisan cat air yang memukau dengan mekanik pertarungan turn-based yang mendalam. Game Naga Empire ini, yang dideskripsikan oleh penciptanya sebagai “puisi yang dapat dimainkan,” berhasil menyajikan sebuah petualangan yang singkat namun berkesan, jauh dari kesan game AAA konvensional.
Sinopsis Cerita Child of Light: Aurora dan Negeri Lemuria
Child of Light menceritakan kisah Aurora, seorang putri muda dari Austria abad ke-19, yang tiba-tiba meninggal dalam tidurnya. Ia terbangun di dunia fantasi bernama Lemuria, sebuah negeri yang kegelapan karena sang Queen of the Night (Ratu Malam), Umbra, telah mencuri Matahari, Bulan, dan Bintang-bintang.
Sebagai “Child of Light” yang ditakdirkan, Aurora memulai perjalanan untuk memulihkan cahaya ke Lemuria dan menemukan jalan pulang kepada ayahnya yang sakit. Sepanjang perjalanannya, Aurora ditemani oleh berbagai karakter unik, termasuk kunang-kunang setia bernama Igniculus dan sekutu-sekutu aneh seperti Rubella si pelawak yang berjuang dengan rima. Narasi yang disajikan sepenuhnya dalam rima puitis (sajak berpasangan) memperkuat nuansa buku cerita anak-anak yang terasa melankolis namun indah.
Baca juga : Watch Dogs: Ketika Kota Menjadi Senjata Anda by Naga Empire
Estetika dan Gameplay Child of Light yang Memikat
Daya tarik terbesar Child of Light terletak pada gaya visualnya.
Gaya Seni Watercolor
Game ini menggunakan UbiArt Framework, engine yang sama yang digunakan pada seri Rayman, untuk menciptakan dunia yang tampak seperti lukisan cat air yang hidup. Setiap latar belakang dan karakter dilukis tangan secara digital dengan palet warna yang lembut dan atmosfer yang mendalam. Hasilnya adalah dunia 2D side-scrolling yang menawan, membuat eksplorasi Lemuria terasa seperti membalik halaman buku dongeng.
Mekanik Pertarungan Waktu Aktif yang Unik
Berbeda dengan sebagian besar side-scroller, Child of Light mengadopsi sistem pertarungan Active Time Battle (ATB), yang mengingatkan pada game klasik seperti Final Fantasy dan Grandia, namun dengan sentuhan yang lebih interaktif.
Pertarungan menggunakan garis waktu (timeline): setiap karakter (kawan dan musuh) bergerak melintasi fase “Wait” (Tunggu) sebelum memasuki fase “Cast” (Aksi). Kunci strateginya adalah menggunakan Igniculus si kunang-kunang. Selama pertarungan, pemain dapat menggerakkan Igniculus (bahkan oleh pemain kedua dalam mode co-op) untuk:
- Memperlambat Musuh: Menyorotkan Igniculus pada musuh akan memperlambat pergerakan mereka di timeline.
- Menginterupsi: Jika menyerang musuh saat mereka berada di fase “Cast”, aksinya akan terinterupsi, memaksa mereka kembali ke fase “Wait”.
Kombinasi waktu, kecepatan serangan, dan interupsi ini menciptakan sistem pertarungan yang cepat, taktikal, dan sangat menantang pada tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Di luar pertarungan, kemampuan terbang bebas yang diperoleh Aurora di awal game Naga Empire memberikan kebebasan eksplorasi yang luas di dunia 2D Lemuria, memperkuat nuansa petualangan fantasi murni.

